Sebuah percintaan kaum muda dan milenial pastinya pernah kita alami dan rasakan ketika masa puberitas. Apalagi saat masuk tahun 2000 an, dimana HP pun kita juga belum punya. masih zaman hand phone Flexi dimana setiap pesan 150 karakter berbayar 350 rupiah, itu pun milik bersama keluarga.
bertemu dengan kekasih di jam sekolah, pagi itu membuat janji dengan sang kekasih, nanti jam sembilan malam saya sms kamu ya, dengan nada malu malu mau. sms an pun hanya beberapa kali dan cuma say hello, lagi apa? sudah makan belum zeyeng? dan di akhiri "jangan dibalas ya, hp mau dibawa ortu, good niht" lalu pesan masuk dan keluar lantas buru-buru kita hapus, takut ketahuan ortu.
begitu juga kita rasa cinta kita dengan sebuah Super Elang Jawa, sebuah klub sepak bola dari bumi Sembada yaitu PSS Sleman. Sejak tahun 2004 akhir sampai tahun 2021 ini mendampingi sang Super Elja, namun hal unik dan perjuangan perih timbul di tahun 2021.
Setelah PSS Sleman lepas dari APBD dalam pembiayaan, maka investor-investor itu berdatangan untuk membesarkan PSS Sleman, dan jangan dipungkiri Para Pendiri sejak tahun 1976 dan Sleman Fans lah tonggak dalam membesarkan tim tersebut, sebelum datang investor di kompetisi 2021 "Mandiri Menghidupi" menjadi tag line salah satu suporter Brigata Curva Sud.
Pada kompetisi Liga 1 2021, sempat tertunda beberapa saat karena sebuah pandemi Covid-19. Tim PSS Sleman mengalami long distance, bagaikan seorang pasangan anak muda di tahun 2000an yang pacaran dengan jarak dan waktu. Sang kekasih yang susah untuk di temuin, di miscall pun di reject, sms pun tak membalas dan hanya di baca saja, membuat rasa jengkel dan berprasangka.
Ribuan pacar Elang Jawa pun mendatangi sebuah Omah PSS, tidak ada jawaban pasti. Berlanjut menuju Jawa Barat pun sama tidak ada jawaban pasti. Seorang yang memiliki rasa tresno pun seperti cinta bertepuk sebelah tangan, seperti jawaban mantan saya kala itu, Maaf mas, cinta ku bertepuk sebelah tanggan. Disitu menjadi binggung setelah mantan menyampaikan itu, aku gak iso ngerti maksudnya apa itu kalimat. Akhirnya kita mencari orang tuanya untuk mencari kepastian, bagaimana kondisi dan masa depan sang kekasih.
Tembok besar menghalangi percintaan kala itu, dan akhirnya putus sudah walau sudah beberapa tahun berlangsung. Namun tidak untuk Sang Sleman Fans, beliau - beliau tetap gigih untuk mencari jalan menembus tembok besar itu, dengan tuntutannya.
perjuangan itu pun berhasil satu, di bulan Oktober akhir salah satu orang sudah menyudahi di PSS, setelah orang menyudahinya ia bercerita panjang lebar yang seperti tatkala saya di putus sang pacar kala itu. Tapi tekad sudah bulat, nek wis putus ya putus jangan ganggu aku lagi, aku mau fokus sekoalh dan UNAS, 'kata sang kekasih', lalu nomor ku di blokir. NYESEK TEKAN NJERO ATI, RETI RA, KOYO PSS PAS AREP DI PINDAH HOME BASE.
Tepat dua hari sebelum Hari pahlawan, Senin, 08 November 2021 akhirnya sang Super Elang Jawa gegap gembita terbang tinggi dari Surakarta menuju Sleman, sebuah kabupaten Italy yang kita banggakan. PSS Bali Muleeeh!!! BAHAGIA KITA BERKAT ELEMEN YANG TEGUH DALAM MEMPERTAHANKAN MARWAH SUPER ELJA.
Sejak pagi hari di tugu perbatasan Prambanan sudah berbondong-bondong, motor dengan lengkap sang pengemudi dari segala penjuru menuju satu titik. Mereka rela membolos, izin kerja bahkan tak sedikit satu keluarga bapak, ibu dan anak lengkap membawa bendera ijo-putih-hitam.
Dua mobil patwal dan dua bus sekitar pukul sepuluh punjul titik pagi itu nampak dari sisi timur, super elang jawa mengepakkan sayap sayapnya, membusungkan dada, tersenyum dan meneteskan iar mata kebahagiaan pagi-siang itu.
Pemilik abadi Elang Jawa pun berteriak suka cita menyambutnya, nyanyian dan flare smoke pun menutupi pandangan jalan yang sudah penuh oleh Sleman Fans.
Kita kawal bersama menuju rumah dinas Bupati Sleman, jalanan tumpah ruah bak perayaan juara kala itu, sepanjang perjalanan bapak ibu anak, tua muda baik yang sedang bekerja ataupun mendengar suara keak keak keak Khas burung elang datang, ia bergegas keluar berdiri di pinggir jalan dan melambaikan tangan, merekam, njondil njondil bangga senang melihat situasi kala itu. Lihat lah wahai management dan investor, betapa besarnya dan harapan masyarakat Sleman dipinggir jalan melupakan pekerjaan beratnya lalu bergegas keluar berdiri dan bersorak menyambut Elang yang kembali pulang, bapak bapak dengan tongkat bantuan jalan dan kursi roda di ujung tikungan Lotte mart tersenyum. Bapak ibu guru di SD sebelum bang Jo Adi Sucipto lari lari keluar di depan gerbang masuk, anak anak kecil di sepanjang jalan lengkap dengan Jersey PSS bersama teman temannya njondil njondil, pedagang yang dagangannya dibawa habis dibeli oleh Sleman fans dan tentu Seluruh Sleman Fans yang hadir dan tidak hadir, yang berjuang memulangkan Elang ke Rumahnya. Kalian LIHATLAH itu semua dari HATI ,dari sisi lambang Candi di Dada yang tersemat di Jersey.
Saya pun mbrebes mili, tetesan air mata sepanjang ring road melihat itu semua sepanjang jalan Jogja-Solo, ring road dan Jalan magelang ketika melihat moment itu (warga berdiri dan menyambut).
Kurang lebih tiga jam perjalanan Prambanan-Rumah Dinas Bupati, bus masuk ke rumah dinas dan suporter di himbau memasuki Stadion Tridadi. dimana stadion yang penuh sejarah dalam masa tumbuh kembang sang Super elja. Siang itu stadion penuh sesak, nyanyian nyanyian suprter yang sudah lama tidak kita dengungkan, menggelora disana. Jalanan area komplek Pemerintahan Sleman Penuh sesak dengan Sleman Fans.
Tiba saatnya sang punggawa memasuki Stadion, sorak sorai dan sambutan dari perwakilan suporter dan perwakilan management serta il Capitano Bagus Nirwanto.
Ada satu kata yang di sampaikan sang Capo dan Tridadi siang itu menjadi saksinya :
Kita sebagai suporter mulai hari ini dan seterusnya akan suport bapak dan team, tapi dengan SATU SYARAT, Harus memberikan yang terbaik untuk PSS Sleman. Ini tanpa pamrih Untuk PSS, Berkorban mati matian bertahun tahun dan berdah-darah!!! JANGAN MAIN-MAIN DENGAN KAMI, DENGAN PSS SLEMAN!!!! "Mas Batak, 08 November 2021"
Terimakasih kami haturkan kepada Mas mas Yang gigih membawa pulang kembali PSS Sleman walau harus keluar darah perjuangan. Sehat selalu mas mas dan keluarga, tetap full service (kata mutiara Elja Radio) dalam mendukung Super Elang Jawa.