Yak, kata pada judul diatas tepat sekali saya angkat. Pada acara penjelajahan penegak yang di ikuti oleh Pramuka Penegak dari beberapa sekolah tersebut banyak adrenalin yang saya dapatkan mulai dari sambaran petir, Kota Gaplek mlorot, sampai adrenalin yang membahayakan yaitu bakar kamar rumah.
Okee kita awali dari sambaran petir , pada malam itu sekitar pukul 21.30 rombongan penjelajah terjebak cuaca hujan deras yang melanda di Prambanan, berjam-jam saya dan tiga kawan berteduh di jalan menuju ke candi ijo. Klaap duuuuuaaaaarrrr..... yak itulah gambaran petir pada malam itu dan sontak semua orang kaget, saat itu di sebelah selatan sisi timur terdapat kilatan yang besar seperti api akan tetapi itu berada di atas awan yang sepertinya menyambar daratan membuat jantung kami hampir copot karena suaranya begitu keras dan saat bunyi duuaar listrik sempat mati beberapa detik lalu hidup kembali. Sayang saya ataupun teman saya tidak bisa mengambil foto saat itu.
Cuuus menuju adrenalin kedua, saat itu cuaca memang tidak bisa saya salahkan sih, walaupun hujan deras, angin dan petir. Tapi saya senang, kenapa? Yups karena ada pahlawan di malam itu “Kota Gaplek” namanya. Kota gaplek adalah besi yang sudah berumur melebihi saya heheee.... walaupun berumur tetapi ia begitu ROSO!! ( kayak kata Mbah Maridjan). Bagaimana tidak, saat itu terdapat sekitar 30 orang dan semuanya di angkat begitu saja oleh kota gaplek ini yang di sopiri kang Rohmad heheheee, jadi kota gaplek ki Mobil terbuka Cold T gaes. Hujan deras, malam gelap, jalan sempit menikung dan tanjakan tajam serta licin membuat para penumpang yang berdiri di bak belakang jemplingan (teriak,maklum banyak ceweknya). Si sopir yang lucu selalu mempermainkan mobilnya itu dengan menginjak dalam-dalam gas dan memutar kencang-kencang stang sopir dan berkata Awaaaaassss siaga gujengan(Pegangan) tanjakan curam, dalam hati kecil saya pegangan? What? Ini mobil bak terbuka, penumpang di bak full, pada berdiri dan suruh pegangan, nah pegangan apa dong.... ? Aneh sopire ki.
Setelah tanjakan dan kelokan dengan jalan sempit dan licin dilalui, adrenalin kami di taruhkan saat sudah dekat dengan lokasi tepatnya didekat Candi Barong puncak ujung timur Jogja. Nah disitu terdapat jalan dengan tanjakan yang luar biasa. Kenapa tidak, kami kebingungan karena si sopir teriak Ganjeeeel ganjeeel ganjeeeeel.... sontak penumpang laki-laki meloncat dan turun lari mencari batu besar untuk menganjal ban supaya tidak kembali turun si Gaplek tadi. Yaaaa benar, si mobil Kota Gaplek tak kuat menanjak dengan beban full bro. Tiga kali balik mundur alias mlotrok si kota gaplek heheee.... tapi asik, setelah sukses penumpang di geber dengan gas tinggi dan mobil melaju kencang. Penumpang yg sudah turun harus lari dengan kencang dan melompat naik lagi. Medeni tenan bro. Tapi asik dan si Kota Gaplek Sangat berjasa malam itu.
Adrenalin yang ketiga, kamar yang ada di rumah Tika, tempat kami nge-camp muncul api besar brooo, rencana kami di acara itu akan ada bakar-bakar jagung. Karena hujan yang tak kunjung turun, akhirnya salah satu kamar yang ada di rumah untuk camp itu muncul api dengan asap yang banyak keluar dari genting dan cendela. (Kalau diliat dari luar rumah medeni kayak kebakar). Saat saya dari kamar mandi, hati saya mak jengirat(sontak kaget) itu rumah kenapaaa banyak asap, yg didalam sesak napas iku, tanya saya pada kak Nizar. saya pun langsung mengecek lokasi, aneh dan sungguh-sungguh terjadi. Kumpulan tempurung kelapa yang begitu banyak dengan di batasi genting dan bagian atas ditutup dengan lonjoran besi di BAKAAAR, (apa ini ide Kak rey, kak siget dan sopir Kota Gaplek Rohmat, dalam hati saya bertanya!!). tempurung kelapa yang dibakar menghasilkan api yang begitu besar didalam kamar rumah tersebut anehnya juga di kelilingi anak-anak yang sudah membawa jagung di tangannya serta mayones, garam, saos yang akan di oleskan pada si jagung tersebut. Jiaaan aneh bin ajaib dan kalian mau berkomentar apa silahkan ?
BAKAARRR!!!
Yak itu tadi adrenalin ala Pramuka, kita tau pramuka itu harus kreatif dimanapun dan kapanpun dalam keadaan apa saja boosss. Dan yang tak kalah pentingnya Pramuka itu tidak ada apa-apanya, tapi anehnya ada apa-apanya bosss, gak percaya...??? silahkan buktikan sendiri. Bergabunglah dengan Pramuka dimana saja. Apalagi di Prambanan, disini sebua adalah satu. Iya satu apa..??? satu keluarga kandung. What ?? iyaaa tapi Cuma beda bapak dan ibu. Nah itulah salahsatu yang kami bentuk di Pramuka Prambanan Sleman“Satu Keluarga Kandung beda Ayah beda Ibu”. Silahkan pahami dan renungkan kata tersebut, terimakasih daaaaaaaaaannnnnn Jayalah Indonesia, Jogja Istimewa.!!!
makasih buat Kang Rohmat M yang udah rela mengeluarkan dan menyelamatkan kami...
Foto lainnya nunggu dari kak Kory senin besok saya masukin.

